top of page

Kajian Lahan Potensial untuk Penyediaan Public Green Open Space di Kota Surakarta

Oleh:

Sania Rizqiyani, Ratika Tulus Wahyuhana

Universitas Teknologi Yogyakarta



Kondisi eksisting ketersediaan RTH Publik di Kota Surakarta menjadi isu prioritas lingkungan yang nampaknya belum ditangani secara serius dari pihak pemerintah kota. Para pejabat yang terlibat mengakui cukup sulit untuk bisa mencapai luas RTH Publik minimal 20% dari total wilayah. Kota Surakarta yang hanya seluas 46,72 km² kini terdominasi oleh penggunaan lahan terbangun. Sementara itu, ketersediaan lahan non terbangun semakin mengerucut menyebabkan adanya perebutan penggunaan lahan di berbagai sektor. Implikasi lain dari ketersediaan lahan non terbangun yang semakin terbatas semakin mengurangi lahan-lahan potensial untuk penyediaan RTH publik dan harga lahan yang semakin mahal.


Pada penelitian ini, jenis penggunaan lahan tanah kosong sebagai lahan non produktif ideal akan dikaji lebih lanjut kelayakannya untuk menjadi lahan potensial RTH publik agar Kota Surakarta mampu mengupayakan batas minimal luas yang dibutuhkan. Hal tersebut bisa dilakukan dengan menghitung estimasi kebutuhan luas RTH publik, baik berdasarkan standar luas wilayah dan berdasarkan jumlah penduduk. Didapati bahwa Kota Surakarta memiliki kesenjangan antara kebutuhan dan ketersediaan RTH publik paling sedikit sebesar 467,68 Ha. Dengan tanah kosong yang ada, setidaknya pemerintah dapat mengupayakan penambahan penyediaan RTH publik menjadi 477,38 Ha setara dengan 10,21% total wilayah.


Bagaimana bisa didapatkan hasil estimasi itu semua? Cek selengkapnya di materi berikut yuk!



Comments


©2024 by Aptanata Learning Community

bottom of page